Analisis Perbandingan Pembunuhan Berencana Menurut Hukum Indonesia dan Islam

Studi ini membandingkan sanksi pidana untuk tindakan pembunuhan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Hukum Islam. Penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan data. Purposive sampling digunakan untuk pemilihan sampel. Dari latar belakang di atas, fokus penelitian adalah memahami sanksi pidana pembunuhan menurut KUHP dan Hukum Islam. Menurut KUHP, pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam Pasal 338 hingga 350, sementara pembunuhan tanpa sengaja diatur dalam Pasal 359. Dalam Hukum Islam, ada tiga jenis pembunuhan: sengaja, tidak sengaja, dan mirip dengan yang disengaja. Rujukan hukum untuk pembunuhan dalam Islam bisa ditemukan dalam beberapa ayat Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Keduanya menekankan unsur kesengajaan sebagai kriteria utama. Jika seseorang membunuh dengan sengaja, tujuannya adalah untuk menyebabkan kematian. Namun, jika itu tidak disengaja, maka pelaku tidak berniat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, sanksi untuk pembunuhan yang disengaja lebih berat baik dalam KUHP maupun Hukum Islam. Menurut KUHP, sanksi bisa berupa hukuman mati, penjara, kurungan, atau pidana tambahan. Di Hukum Islam, sanksi bisa berupa hukuman qishash, diyat, kifarat, atau ta’zir. Akhirnya, Hukum Pidana Indonesia adalah hukum publik yang mengatur hubungan antara individu dan negara.

Kata Kunci: Hak Asasi Manusia, Hukum Islam, Keadilan Hukum, Konstitusi, Tindak Pidana Pembunuhan Berencana.