TINDAK PIDANA PENCURIAN SEPEDA MOTOR DENGAN PEMBERATAN DAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKUNYA (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TANGERANG NOMOR: 2539/Pid.B/2014/PN.TNG)

Pencurian adalah tindak pidana yang ditujukan terhadap harta benda atau harta kekayaan seseorang. Tindak pidana ini adalah jenis tindak pidana yang paling sering terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Meskipun tindak pidana ini bukan merupakan tindak pidana yang tergolong tindak pidana berat seperti pembunuhan, akan tetapi dapat
menimbulkan keresahan dalam masyarakat khususnya yang berdiam atau bertempat tinggal di lingkungan tempat terjadinya pencurian. Pencurian kendaraan bermotor dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana adalah tindak pidana yang terdapat unsur “memberatkan” sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke 5 KUHP, yaitu: Diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya tujuh tahun: Pencurian yang dilakukan oleh seseorang dengan masuk ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya, dengan jalan membongkar, memecah atau memanjat atau dengan jalan memakai kunci palu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu. Dalam penulisan skripsi ini penulis memberi contoh kasus yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Tangerang Nomor : 2539/Pid.B/2014/PN.TNG. yang menangani perkara ada kaitannya
dengan topik yang penulis bahas. Adapun rumusan masalah yang penulis bahas adalah : (1) Bagaimana pengaturan dalam hukum pidana materiil tentang tindak pidana dikatagorikan dalam keadaan memberatkan ? dan (2) Bagaimana pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana pencurian motor dalam keadaan memberatkan seperti dalam Putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor : 539/Pid.B/2014/PN.TNG ?. Metode penelitian
yang penulis gunakan adalah metode yuridis normatif yaitu menganalisis kaitan antara peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan teoriteori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan yang dibahas. Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa Pengaturan dalam hukum pidana materiil tentang tindak pidana dikatagorikan dalam keadaan memberatkan, pada dasarnya ketentuan Pasal utamanya adalah Pasal 363 KUHP, pencurian biasa disertai dengan
salah satu keadaan seperti : (a) Bila barang yang dicuri itu adalah hewan dan yang dimaksud dengan hewan, yang diterangkan dalam Pasal 101 KUHP ; (b) Apabila pencurian itu dilakukan pada waktu kejadian bencana, malapetaka seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya ; (c) Apabila pencurian itu dilakukan pada waktu malam, dalam rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya. Malam yaitu waktu antara Matahari terbenam dan terbit, yang diterangkan dalam Pasal 98 KUHP ; (d) Apabila pencurian itu, dilakukan oleh dua orang atau lebih, sebagaimana diterangkan dalam Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP ; dan (e) Apabila dalam pencurian itu, pencuri masuk ke tempat kejahatan atau mencapai barang yang dicurinya dengan jalan membongkar, memecah, dan sebagainya.