Peran Detasemen Gegana Satuan Brimob dalam Strategi Hukum Penanggulangan Terorisme di Indonesia

Terorisme di Indonesia telah berkembang selama berabad-abad, dimulai dari pembunuhan target hingga pemboman yang melibatkan jaringan rahasia. Fenomena ini berdampak signifikan terhadap hubungan sosial, politik, dan internasional, mengarah pada persepsi global dan respons strategis yang baru pasca serangan World Trade Center 2001. Definisi hukum Indonesia tentang terorisme melibatkan tindakan yang menciptakan suasana teror melalui kekerasan atau ancaman. Detasemen Gegana dari Brimob, sebagai bagian dari Kepolisian Negara Indonesia, memainkan peran kritis dalam kerangka hukum melawan terorisme, dengan fokus pada penjinakan bom dan operasi keamanan tingkat tinggi. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif, mengevaluasi kerangka hukum dan praktik nyata melalui tinjauan literatur yang ekstensif dan sumber data primer serta sekunder.
Temuan menunjukkan peran proaktif dan strategis Detasemen Gegana dalam penanggulangan terorisme, khususnya dalam pengelolaan ancaman bom dan tanggapan darurat. Meskipun regulasi komprehensif seperti Perkapolri No. 11/2010 ada, insiden seperti bom buku Utan Kayu menyoroti penyimpangan prosedural dan perlunya kepatuhan prosedur serta pelatihan yang konstan. Studi ini menekankan perlunya sinergi antara intelijen, pencegahan, dan tanggapan operasional dalam kepolisian untuk memerangi terorisme secara efektif. Upaya Detasemen sangat penting untuk keamanan nasional, menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan, kerjasama antar departemen, dan kolaborasi internasional untuk meningkatkan kemampuan penanggulangan terorisme.