Peran Detasemen Gegana Satuan Brimob dalam Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme

Terorisme telah bertransformasi dari konflik lokal pada abad ke-19 menjadi fenomena global yang merambah aspek kehidupan, menimbulkan rasa takut dan konflik sosial. Terdefinisi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, terorisme kini melibatkan pelaku dengan karakteristik khusus, termasuk disiplin dan tujuan politik. Respons Indonesia terhadap ancaman terorisme tercermin dalam pembentukan unit seperti Detasemen Khusus 88 dan Brigade Mobil, yang berperan dalam menghadapi aksi teror dan menjaga keamanan nasional.
Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan fokus pada kerangka hukum normatif. Tujuan utamanya adalah menganalisis struktur hukum terkait terorisme, memanfaatkan sumber data primer dan sekunder untuk memperoleh pandangan yang komprehensif mengenai norma hukum yang relevan.
Penelitian mengungkap bahwa Pemerintah Indonesia telah mengesahkan undang-undang penting untuk memerangi terorisme. Kepolisian, melalui satuan seperti Brimob dan Detasemen Gegana, memainkan peran kunci dalam penanggulangan tindak pidana terorisme. Brimob, khususnya unit Gegana, menangani ancaman bom dengan prosedur penjinakan yang sistematis. Meskipun menghadapi tantangan, seperti kekurangan personel dan sumber daya, unit ini berhasil menjaga keamanan nasional. Kinerja unit ini penting dalam mencapai tujuan Polri untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kata Kunci: Terorisme, Detasemen Khusus 88, Brigade Mobil, Penjinakan Bom, Kepolisian Republik Indonesia.