KDRT DALAM PERSPEKTIF GENDER: MEMAHAMI DINAMIKA KEKUASAAN DALAM RELASI

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi perhatian global, dan Indonesia telah menanggapinya dengan penerbitan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT). KDRT tidak hanya termanifestasi sebagai kekerasan fisik, tetapi juga melibatkan aspek emosional dan seksual. Norma patriarki, yang memposisikan laki-laki sebagai dominan dan perempuan sebagai subordinat, telah dikenali sebagai salah satu pendorong utama KDRT. Efek dari norma ini mencakup keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja bagi perempuan. Transformasi norma patriarkal dan peningkatan pendidikan kesetaraan gender telah diidentifikasi sebagai solusi kunci dalam mengurangi KDRT. Studi kualitatif ini mengeksplorasi bagaimana dinamika kekuasaan dalam relasi suami-istri mempengaruhi KDRT dan bagaimana pendekatan holistik dapat digunakan untuk memberdayakan dan melindungi korban. Hasil menunjukkan bahwa pendidikan yang menekankan kesetaraan gender dan penghormatan terhadap hak asasi individu, serta kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan individu, adalah penting dalam upaya pencegahan KDRT. Sebagai respons, pendidikan dan pemberdayaan perempuan, serta advokasi hak asasi manusia menjadi krusial dalam mewujudkan masyarakat yang bebas dari KDRT dan diskriminasi.

Kata Kunci : Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Norma patriarki, Norma patriarki, Pendidikan kesetaraan gender